Selasa, 28 Juni 2011

TASAWUF DAN ISLAM

Comments


TASAWUF DAN ISLAM

1.    MUNCULNYA TASAWUF DALAM ISLAM
Tentang kapan awal munculnya tasawuf, Ibnul Jauzi mengemuka¬kan, yang pasti, istilah sufi muncul sebelum tahun 200H. Ketika pertama kali muncul, banyak orang yang membicarakannya dengan berbagai ungkapan. Alhasil, tasawuf dalam pandangan mereka meru¬pakan latihan jiwa dan usaha mencegah tabiat dari akhlak-akhlak yang hina lalu membawanya ke akhlak yang baik, hingga mendatangkan pujian di dunia dan
pahala di akherat.



Begitulah yang terjadi pada diri orang-orang yang pertama kali memunculkannya. Lalu datang talbis Iblis (tipuan mencampur adukkan yang haq dengan yang batil hingga yang batil dianggap haq) terhadap mereka (orang sufi) dalam berbagai hal. Lalu Iblis memperdayai orang-orang setelah itu daripada pengikut mereka. Setiapkali lewat satu kurun waktu, maka ketamakan Iblis untuk memperdayai mereka semakin menjadi-jadi. Begitu seterusnya hingga mereka yang datang belakangan telah berada dalam talbis Iblis. Talbis Iblis yang pertama kali terhadap mereka adalah mengha¬langi mereka mencari  ilmu. Ia menampakkan kepada mereka bahwa maksud ilmu adalah amal. Ketika pelita ilmuyang ada di dekat mereka dipadamkan, mereka pun
menjadi linglung dalam kegelapan.

Di antara mereka ada yang diperdaya Iblis, bahwa maksud yang harus digapai adalah meninggalkan dunia secara total. Mereka pun menolak hal-hal yang mendatangkan kemaslahatan bagi badan, mereka menyerupakan harta dengan kalajengking, mereka berlebih-lebihan dalam membebanidiri, bahkan di antara mereka ada yang sama sekali tidak mau menelentangkan badannya, terlebih lagi tidur.  Sebenarnya tujuan mereka itu bagus. Hanya saja mereka meniti jalan yang tidak benar dan diantara mereka ada yang karena minim¬nya ilmu, lalu berbuat berdasarkan hadits-hadits maudhu` (palsu), sementara dia tidak mengetahuinya.

2.    PENGERTIAN TASAWUF DAN ISLAM
Tasawuf memiliki pengaruh cukup kuat di dalam disiplin ilmu Islam lainnya. Ia merupakan bibit keharuman dalam Islam. Sebab menjadi inti cahaya (Nur) Muhammad, merupakan pengajaran jiwa dan ruhaninya. Ia juga memiliki andil cukup besar dalam mengungkap makna-makna Al-Quran dan hadis Nabi. Di dalam pengetahuan Islam sendiri, tasawuf mrupakan kekuatan yang besar meski harus menghadapi serangan bertubi-bertubi dari sayap kanan dan kiri.

Tasawuf merupakan khazanah besar sepanjang penggalian pengetahuan alam. Bisa dikatakan tasawuf telah berhasil mementahkan filsafat materialisme yang melanda dan menyerang dunia timur. Menghentikan gelombang kekufuran, paham-paham sesat yang telah menggenangi alam Islam semenjak kemunculannya. Tasawauf telah berhasil menyumbangkan andilnya yang tidak sedikit dalam perluasan Islam.

Ia ikut menaklukan bangsa-bangsa yang yang selama ini masih belum tersentuh Islam (hal ini memang diperlukan dalam periode Islam pertama, karena-ketika itu-obyek dakwah masih asing melihat Islam, dan cenderung memusuhinya, ed...), atau belum dapat dibangunnya sentral dakwah di tengah-tengah mereka. Lambat laun kaum sufi berhasil menembus jantung Afrika, dataran Asia dan hampir merata di kepulauan teduh. Merekalah yang berhasil menempatkan Islam di hati umat manusia, dengan kelemahlembutan dan kasih sayang yang mereka kedepankan kepadanya. Merekalah yang berdiri di hadapan umat, mengobati kebobrokan mental, dan meringankan bencana hidup, serta menyelamatkan anak manusia dari jurang kesesatan dan kebimbangan. Mereka berani menghadapi para khalifah, juga para pejabat pemerintah, guna menegakkan keadilan di antara para pemimpin tersebut.

3.    SUFI DALAM ISLAM
Dalam buku filsafat Islam, Edward Ross mengatakan,"Munculya kelompok sufi yang menyebar di dalam Islam, adalah karena adanya pemahaman hubungan rindu yang kuat dengan Tuhan yang Pengasih dan Penyayang, yang mengalirkan cinta." Tanggapan yang tepat. Karena tasawuf merupakan media yang mengajarkan kepada manusia tentang cinta, menunjukkan hati akan adanya rindu, serta setia kepada Tuhan yang Maha Pengasih dan Penyayang. Adalah suatu yang ganjil apabila melupakan budaya tasawuf yang nyata-nyata mempersembahkan nilai positif yang tinggi. Tasawuf merupakan pengisi sisi kosong kalbu muslim, mengajarkan cinta, membentangkan kemurnian, dan melarutkan kesucian dalam kehidupan.

Tasawuf benar-benar berhasil mendirikan perguruan tinggi di jantung dunia Islam beratus tahun sebelum berdirinya perguruan lainnya. Dengan demikian, madrasah atau perguruan-perguruan milik para tokoh tasawuf dan pengikutnya menjadi madrasah atau perguruan percontohan yang bergerak sendiri di planit bumi. Ia merupakan akademi ilmiah dimana para gurunya menerima cahaya dari Allah. Mereka terbangkan hati ke langit cinta. Di dalam akademi tersebut juga mereka tuangkan ilmu kepada para pengikut yang sekaligus sebagai muridnya. Tidak berlebihan jika dikatakan bahwa, metode pendidikan mental dan akhlak masing-masing para tokoh sufi dan pengikutnya di sekolah tinggi mereka itu, menjadi metode pendidikan tertinggi di dunia. Sebab, pendidikan mereka mempunyai tujuan yang paling terpuji, semenjak terbentuknya belajar mengajar antara guru dan anak didiknya.

Para penyair tasawuf telah berjasa dalam mengangkat prosa sebagai salah satu bentuk di antara disiplin ilmu yang ada. Prosa-prosa karya mereka menjadi senjata di dalam aktifitas dakwah, memperbaiki warna kehidupan, serta sedikit demi sedikit meredam kebrutalan (vandalisme) dan kebiadaban serta setiap gerak yang mengarah kepada prilaku amoral. Khazanah tasawuf dalam bentuk prosa merupakan satu kebanggaan tersendiri, yang pena-pena lain tiada mampu menyainginya, karena karya-karya mereka benar-benar cemerlang, mencakup seluruh arah hasil karya penulis prosa
lainnya.

Penulis cerita misalnya, banyak mengambil materi dari kehidupan Rabiah al-Adawiyah. Sudah lima puluh lebih buku cerita mengupas tentangnya. Juga hikayat Hallaj dan kematiannya. Petualangan Muhyiddin Ibnu Arabi. Perubahan drastis yang terjadi pada diri Ibrahim bin Adham, dari seorang yang serakah dunia dengan segala macam hobi negatifnya, menjadi tokoh iman dan amal salih.

Pelajar ilmu jiwa dan sosial telah menemukan perilaku sempurna pada diri al-Jilani ad-Dasuqi dan Al-Busthami. Yang menentukan taat dan maksiat, keluar dari satu sumber dalam bentuk yang berbeda. Dia juga menentukan risalah cinta bagi setiap yang hidup, bahkan juga terhadap benda-benda mati. Tidakkah pada benda-benda mati itu terdapat kehidupan? Tidakkah benda-benda mati itu juga memuji dan menyucikan Tuhannya? Tidakkah bebatuan juga ada rasa takut terhadap Allah?
Pada Ibnu al-Farid, Al-Junaid, Dzunnun dan orang-orang yang meneladaninya,
terdapat tentang iman, suka cita makrifat dan mabuk kepayang cinta.

4.    TASAWUF
Tasawuf adalah dunia sempurna. Di dalamnya terdapat ilmu, akhlak, pengetahuan, filsafat, fiqh, usul, kisah-kisah serta segala macam yang diperlukan pada pendalaman ilmu, budi pekerti, kabahagiaan, kelezatan, ketentraman, kebahagiaan yang harum. Darinya mengalir cinta dan sukacita.

Tasawuf adalah tata krama kesopanan yang tinggi lagi sempurna. Ilmu yang tidak memendam keraguan, bahkan menjadi cahaya petunjuk, taat dan iman. Pernah Abu Muhammad bin Yahya mendengarkan perbincangan orang -orang sufi, dia lantas keluar dari forum seraya berbisik, "Kata-kata mereka itu dating dari Allah. Ada unsur paksaan dari Dzat yang tiada pernah berbohong."

Perhatikan salah satu goresan Hasan al-Bashri di bawah ini:

"... Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla memiliki hamba-hamba. Sebagaimana orang yang melihat ahli surga, kekal di dalamnya, atau orang melihat ahli nereka, yang juga kekal di dalamnya. Hati mereka sedih, perilaku jahat mereka aman terkendali, kebutuhan mereka ringan, jiwa mereka bersih, bersabar pada sejumlah hari yang pendek, kemudian disusul kelegaan yang panjang. Adapun malam hari, adalah saat-saat mengheningkancipta, air mata meleleh membasahi pipi, sambil berdoa kepada Allah "Ya Tuhan ... Ya ... Tuhan." Sedang di siang hari, mereka dalah orang-orang arif yang alim. Orang-orang yang suci lagi bersih seperti kuncup bunga. Orang menyangka mereka sedang sakit, meski mereka sebenarnya tidak sakit. Atau menganggap pikiran mereka sedang kacau. Benar, mereka memang sedang kacau. Kacau oleh cintanya kepada Tuhan dan mengingat akhirat. Dan hal itu adalah luhur." (Hasan al-Bashri) 
 
Latar Belakang Timbulnya Ilmu Tasauf Dalam Islam
Tentang kapan awal munculnya tasawuf, Ibnul Jauzi mengemuka¬kan, yang pasti, istilah sufi muncul sebelum tahun 200H. Ketika pertama kali muncul, banyak orang yang membicarakannya dengan berbagai ungkapan. Alhasil, tasawuf dalam pandangan mereka meru¬pakan latihan jiwa dan usaha mencegah tabiat dari akhlak-akhlak yang hina lalu membawanya ke akhlak yang baik, hingga mendatangkan pujian di dunia dan pahala di akherat.

Begitulah yang terjadi pada diri orang-orang yang pertama kali memunculkannya. Lalu datang talbis Iblis (tipuan mencampur adukkan yang haq dengan yang batil hingga yang batil dianggap haq) terhadap mereka (orang sufi) dalam berbagai hal. Lalu Iblis memperdayai orang-orang setelah itu daripada pengikut mereka. Setiapkali lewat satu kurun waktu, maka ketamakan Iblis untuk memperdayai mereka semakin menjadi-jadi. Begitu seterusnya hingga mereka yang datang belakangan telah berada dalam talbis Iblis.

Talbis Iblis yang pertama kali terhadap mereka adalah mengha¬langi mereka mencari ilmu. Ia menampakkan kepada mereka bahwa maksud ilmu adalah amal. Ketika pelita ilmuyang ada di dekat mereka dipadamkan, mereka pun menjadi linglung dalam kegelapan.

Di antara mereka ada yang diperdaya Iblis, bahwa maksud yang harus digapai adalah meninggalkan dunia secara total. Mereka pun menolak hal-hal yang mendatangkan kemaslahatan bagi badan, mereka menyerupakan harta dengan kalajengking, mereka berlebih-lebihan dalam membebanidiri, bahkan di antara mereka ada yang sama sekali tidak mau menelentangkan badannya, terlebih lagi tidur.  Sebenarnya tujuan mereka itu bagus. Hanya saja mereka meniti jalan yang tidak benar dan diantara mereka ada yang karena minim¬nya ilmu, lalu berbuat berdasarkan hadits-hadits maudhu` (palsu), sementara dia tidak mengetahuinya.

Segala puji bagi Allah yang Maha sempurna yang mengatur segala yang ada yang
menghidupkan dan yang mematikan, dengan taufiqNyalah makalah ini bisa terselesaikan , oleh karena itu saya merasa bersyukur sekali atas limpahan rahmat dan taufiqnya kepada saya sehingga makalah ini dapat terselesaikan, meskipun didalamnya masih terdapat kekurangan, tapi, saya berharap dengan tulisan ini saya telah melakukan khidmat terhadap agama Allah pada umumnya dan terhadap tugas saya sebagai mahasiswa pada khususnya, oleh karena itu saya memohon kepada pembaca agar tidak segan-segan mengingatkan saya apabila ternyata didalam makalah ini terdapat kesalahan,kekeliruan, karena saya yakin bahwa tidak ada usaha yang sifatnya sempurna dan bahwa kebenaran itu milik bersama .

Saya mengakhiri tulisan ini dengan berdo’a kepada Allah semoga shalawat tetap
tercurah atas junjungan kita Nabi Muhammad SAW , sahabat-sahabat beliau, pengikut-pengikut setia beliau sampai datangnya hari akhira.